CE

Selasa, 20 November 2012

Unsur Silikon


SILIKON

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Silikon merupakan unsur periode ketiga yang paling banyak terdapat di alam. 28% dari massa kulit bumi mengandung silikon. Silikon adalah unsur kedua yang paling berlimpah di kerak bumi, setelah oksigen.

A.Sejarah

Pada tahun 1789, kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier mengusulkan bahwa kuarsa (kristal silikon dioksida) yang mungkin menjadi oksida dari elemen yang sangat umum, namun belum teridentifikasi atau terisolasi. Ada kemungkinan bahwa di Inggris pada tahun 1808 Humphry Davy berhasil mengisolasi silikon sebagian murni untuk pertama kalinya, namun dia tidak menyadarinya.

Di tahun 1811, kimiawan P
erancis Joseph L. Gay-Lussac dan Louis Jacques Thenard juga mungkin telah membuat silikon murni dengan mereaksikan kalium dengan apa yang sekarang kita sebut silikon tetrafluorida untuk menghasilkan suatu padatan coklat kemerahan yang mungkin silikon amorf.  Pada 1824 kimiawan Swedia Jöns Jakob Berzelius menghasilkan sampel dari silikon amorf, solid coklat, dengan mereaksikan kalium fluorosilikat dengan kalium, memurnikan produk dengan mencuci berulang-ulang. Itu dinamakan silicium unsur baru.

Pada saat itu, konsep semikonduktor berbaring abad di masa depan dan ilmuwan memperdebatkan apakah unsur baru adalah logam atau bukan logam.  Berzelius percaya itu adalah logam, sementara Humphry Davy mengira itu bukan logam. Masalahnya adalah bahwa unsur baru adalah konduktor baik listrik dari nonmetals, tapi tidak sebagus konduktor sebagai logam.

Silikon diberi nama pada tahun 1831 oleh kimiawan Skotlandia Thomas Thomson. Dia tetap bagian dari nama Berzelius, dari 'silicis', yang berarti batu.  Dia mengubah akhiran elemen dengan  elemen on karena itu lebih mirip dengan nonmetals boron dan karbon daripada  untuk logam seperti kalsium dan magnesium. (Silicis, atau batu api, mungkin penggunaan pertama kali silikon dioksida)

Pada tahun 1854 Henri Deville memproduksi silikon kristal untuk pertama kalinya menggunakan metode elektrolitik. Dia mengelektrolisis lelehan murni sebuah natrium klorida untuk menghasilkan silisida aluminium. Ketika silikon telah dihilangkan dengan air, meninggalkan kristal silikon.

Tausiyah


7 Ciri 'Sok Tahu'

Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1. Enggan Membaca
Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui.
Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

2. Enggan Menulis
Orang yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat. "Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia. Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah, ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena kepada manusia.
Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis. "Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian, misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan
Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah.
Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan kualitasnya.

Senin, 19 November 2012

Makalah Keterampilan Mengelola Kelas


I.                   PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyelidiki kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan penngajaran (instruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar (pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap proses belajar mengajar. Baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus. Gangguan dapat berifat sementara sehinngga perlu dikembalikan ke dalam iklim belajar yang serasi (kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat cukup serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremedial. Disiplin itu sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang efektif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai bila guru mampu mengatur siswa dan saran pembelajaran serta megendalikannya dalam suasana yang sangat menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hubungan interprsonal yang baik antara guru dan peserta didik, peserta didik sama peserta didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.


1.2  Permasalahan
Adapun permasalahan yang melatarbelakangi pembuatan masalah ini adalah sebagai berikut:
  1.  Apakah pengertian dari keterampilan mengelola kelas?
  2. Apakah tujuan dari keterampilan mengelola kelas?
  3. Apa saja komponen-komponen keterampilan mengelola kelas?
  4. Apa sajakah prinsip keterampilan mengelola kelas?
  5. Apa sajakah hal-hal yang harus dihindari dalam mengelola kelas?
  6. Bagaimanakah aplikasi dan cara menggunakan keterampilan mengelola kelas?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
  1. Mengetahui pengertian keterampilan pengelolaan kelas.
  2. Mengetahui tujuan keterampilan pengelolaan kelas.
  3. Mengetahui komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas.
  4. Mengetahui prinsip keterampilan pengelolaan kelas.
  5. Mengetahui hal-hal yang harus dihindari dalam mengelola kelas.
  6. Mengetahui aplikasi dan cara menggunakan keterampilan pengelolaan kelas. 

Senin, 12 November 2012

Golongan IIA


Golongan IIA
LOGAM ALKALI  TANAH
1. Definisi
Menurut segi bahasa Logam alkali tanah memiliki tiga makna yaitu :
*      logam  : disebut logam karena unsur di golongan IIA memiliki sifat sifat seperti logam.
*      alkali : disebut alkali karena mempunyai sifat basa atau alkalin jika direaksikan dengan air.
*      tanah: disebut tanah karena bila di oksidasi akan sukar larut dalam air,Oleh karena  itu, istilah “Logam alkali tanah” biasa digunakan untuk menggambarkan unsur golongan II A.
Logam alkali tanah umumnya reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali. Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba),  dan Radium (Ra). Radium kadang tidak dianggap sebagai alkali tanah karena sifat radioaktifnya.

2. Kelimpahan Unsur-unsur alkali tanah di alam
Kelimpahan Unsur-unsur alkali tanah terdapat dalam bentuk senyawa. Unsur-unsur golongan IIA tersebar dalam struktur batuan.
*      Berilium, Mineral utama berilium adalah beril, Be3Al2(SiO3)6, mutiara dari jenis aquamarin (biru terang), dan emerald (hijau tua).
*      Magnesium, Mineral utama yang mengandung magnesium adalah carnellite, magnesite dan dolomite. Kelimpahan magnesium terletak pada urutan kedelapan pada kulit bumi.
*      Kalsium, ditemukan dalam kapur, limestone, gypsum, flourite. Stalaktit dan stalaknit mengandung kalsium karbonat. Kelimpahan kalsium terletak pada urutan kelima pada kulit bumi.
Magnesium dan kalsium terdapat dalam bentuk batuan silikat dan aluminosilikat, sebagai kationiknya. Oleh karena kation-kation dalam silikat itu larut dalam air dan terbawa oleh air hujan ke laut maka ion-ion Ca2+ dan Mg2+ banyak ditemukan di laut, terutama pada kulit kerang yakni CaCO3. Kulit kerang dan hewan laut lainnya yang mati berakumulasi membentuk deposit batu kapur. Magnesium dalam air laut bereaksi dengan sedimen kalsium karbonat menjadi dolomit, CaCO3.MgCO3.
*      Stronsium, terdapat dalam Celestit, SrSO4, dan stronsianat SrSO.
*      Barium, ditemukan dalam barit, BaSO4, dan iterit BaCO3
*      Radium, terdapat dalam jumlah kecil pada bijih uraium, sebagai unsur radioaktif.


3. Kecenderungan Sifat-sifat fisik Unsur-Unsur golongan IIA
3.1 Tren Jari-Jari Atom dan Jari-Jari Ion
Tabel. Tren Jari-Jari Atom dan Jari-Jari ion
Unsur- Unsur Golongan IIA

Berdasarkan tabel dan grafik di atas kecenderungan jari-jari atom dan jari-jari ion dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin meningkat.

Selasa, 06 November 2012

Apa itu kimia.....?

Apa Itu Kimia?

Bila kita mendengar kata kimia, apalagi kata bahan kimia, mungkin kita menjadi apriori. yang terbayang di benak kita adalah bahan yang harus dihindari karena berbahaya, beracun, bahkan bisa meledak. Padahal sebenarnya kita akrab dengan kimia, akrab dengan bahan kimia. Bahan kimia ada dimana- mana, kita tidak bisa hidup tanpa bahan kimia. Bahkan, kita tidak akan ada jika tidak ada bahan kimia. Mengapa? Karena tubuh kita sebenarya adalah bahan kimia.
Sikap alergi kita terhadap istilah kimia/bahan kimia memang tidak bisa dipersalahkan begitu saja. Karna di masyarakat istilah ini telah mengalami penyempitan arti. istilah bahan kimia biasa digunakan untuk bahan-bahan buatan (sintetis) yang berbahaya. Sehingga muncul istilah bahan alami sebagai lawan dari bahan kimia. Dalam ilmu kimia, yang dimaksud dengan bahan kimia adalah semua benda yang ada di alam ini (termasuk di jagat raya).

Catatan: Bahan kimia/benda/zat/materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang (memiliki volume). Contoh: udara, air, batu, kaca, makhluk hidup, planet, bumi, bulan, matahari, dll. (termasuk bahan kimia sintetis tentunya).

Maksud dipublikasikannya tulisan ini adalah untuk sharing agar lebih mengenal dan memiliki gambaran umum tentang ilmu kimia. Akan tetapi, berhubung penulisnya bukan ahli kimia, kami harap kemakluman dari para pembaca sekalian yang budiman, baik hati, dan tidak sombong.

Ranah/Keluarga
Seperti kita ketahui bersama, kimia berada pada ranah ilmu pengetahuan alam. Ini berarti, kimia bersaudara dengan biologi dan fisika. Karena berada pada ranah ilmu pengetahuan alam, maka ilmu kimia bersifat empirik.

Asal Kata
Berbeda dengan biologi yang berasal dari bahasa Yunani, istilah kimia berasal dari bahasa Arab: Al-Kimiya yang memiliki arti perubahan benda/zat. Jadi jangan heran jika dalam pelajaran kimia kita akan menemukan istilah-istilah berbau bahasa Arab, sebut saja: al-kana, al-kena, al-kuna, al-dehid, al-kanon, al-kohol, dll. Karena berasal dari bahasa Arab, maka kimia memiliki teman satu angkatan/generasi antara lain: Al-jabar, Al-goritma, dan Ar-ritmatik.

Definisi Umum
Secara umum ilmu kimia didefinisikan sebagai: ilmu yang mempelajari perubahan zat dan energi yang menyertainya.
Perubahan zat yang dimaksud adalah perubahan yang menghasilkan zat jenis baru. Misalnya pada pembakaran kayu, kayu akan berubah menjadi arang. Energi yang dimaksud adalah energi yang menyertai perubahan zat tersebut, apakah melepaskan energi (biasanya berupa panas) atau memerlukan energi.
Perubahan wujud (mencair, meleleh, menyublim, dsb) bukan termasuk perubahan kimia. Es batu yang dipanaskan akan mencair, kemudian lama-kelamaan menguap, bukanlah perubahan kimia. Hal ini dikarenakan tidak terjadi perubahan zat, dengan kata lain zatnya tetap, yaitu air (H2O). Perubahan yang terjadi hanyalah perubahan wujud, yaitu : air es (padat) – air (cair) – uap air (gas).

Definisi Singkat
James E. Brady menuliskan definisi ilmu kimia sebagai: ilmu yang mempelajari bahan kimia .
Terus terang saya lebih suka definisi yang ini, karena lebih simpel dan mengena. Jadi yang dipelajari tidak harus berupa perubahan zat, tapi semua hal tentang bahan kimia. Misalnya, di kimia ada materi tentang peningkatan titik didih (sifat koligatif larutan) yang tidak terjadi perubahan zat sama sekali. Ingat: perubahan wujud (mencair, mendidih, dll) bukan termasuk perubahan kimia, melainkan hanya perubahan fisika biasa (bukan berarti fisika ilmu yang biasa-biasa aja, lho).

Tujuan
Tujuan awal para ahli kimia adalah ingin merubah batu menjadi emas. Atau dalam bahasa kerenanya: “To change rock into gold”. Meskipun tujuan tersebut sampai saat ini belum kesampaian, tapi para ahli kimia berhasil menemukan zat-zat baru yang berguna bagi kehidupan manusia dan jauh lebih berharga dari emas. Sebut misalnya penemuan berbagai jenis polimer yang dapat digunakan untuk pembuatan plastik, kain, pipa pralon, karet sintetis, dll.

Kimia Disekitar Kita
Nah, bagaimanapun, ternyata kimia, dan bahan kimia sudah sangat akrab bagi kita semua. Asal kita jangan membayangkan yang aneh-aneh, seperti bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium kimia (bersyukurlah yang belum punya lab kimia, tidak membayangkan yang aneh-aneh). Tubuh kita terdiri dari bahan kimia, penyusun tubuh makhluk hidup adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan lain-lain. Kita bernafas menghirup bahan kimia, yaitu oksigen (O2). Kita mendapat energi dari bahan kimia (makanan yang kita makan). Kita melepaskan bahan kimia (melalui ekskresi, sekresi, dan devakasi), antara lain:
  • Air (H2O), dari urine, pernafasan, keringat, air mata (baik karena sedih, bahagia, maupun pura-pura).
  • Urea, dari air seni/urine (bisa dimanfaatkan untuk pupuk).
  • Gas belerang (SOx), dari buangan gas (tidak usah jauh-jauh ke gunung kapur kalo cuma cari belerang).
  • garam dapur (NaCl), dari pengeluaran air liur (ini sebabnya kakek nenek kita banyak yang memanfaatkan air liur untuk mengobati luka, biasanya dicampur daun singkong).
  • Karbon dioksida (CO2), dari pernafasan.
Kehidupan kita pun sangat tergantung dari bahan-bahan kimia sintetik, misalnya:
  • Plastik, merupakan bahan yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika belajar di kelas, kita memanfaatkannya dalam bentuk spidol, ballpoint (pulpen), dll. Bayangkan jika kita tidak mengenal plastik, maka kita terpaksa memakai bulu unggas untuk pena. Plastik juga sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari kita, baik untuk sarana pengangkut (kantong plastik), maupun untuk perabot (kursi, container, dll).
  • Kain, yang dimaksud disini adalah kain yang berasal dari bahan sintetis. salah satu cirinya, kalau dibakar akan lengket seperti plastik. Jika kain sintetis belum ditemukan, kita tak mungkin bisa ke sekolah dengan berseragam, karena terbatasnya stok kapas yang ada di alam.
  • Sabun juga merupakan bahan kimia sintetis yang sering kita gunakan.
Ringkasan
  • Kimia, dan bahan kimia bukanlah hal yang asing asing bagi kita.
  • Ilmu kimia adalah ilmu tentang alam disekitar dan di diri kita. Bahan kimia melimpah di alam, termasuk raga yang kita miliki.
  • Hidup kita sangat tergantung pada bahan-bahan kimia.
  • Bahan kimia ada yang alami dan ada yang sintetis.
  • Belum tentu bahan kimia alami lebih berbahaya dibanding bahan kimia sintetis.